Tugas Resume 1
Diversitas Sosiokultural
Kultur dan Etnis
Kultur
adalah pola perilaku,keyakinan,dan semua produk dari
kelompok orang tertentu yang diurutkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Produk itu berasal dari interaksi antar kelompok orang dengan lingkungannya.
Psikolog Donald Campbell dan rekannya
(Brewer & Campbell),1976;Campbell & LeVine,1968) menemukan bahwa
orang-orang di semua kultur cenderung:
·
Percaya bahwa apa yang
terjadi dalam kultur mereka adalah sesuatu yang “alami” dan “benar”
·
Menganggap bahwa
kebiasaan kultural mereka adalah valid secara universal
·
Berperilaku dengan cara-cara yang sesuai
dengan kelompok kulturalnya
·
Merasa bangga dengan
kelompok kulturalnya,dan
·
Bermusuhan terhadap
kelompok kultural lain
Studi lintas-kultural menyediakan
perbandingan,informasi tentang seberapa jauh orang itu sama dan seberapa jauh
perilaku adalah perilaku khusus dari suatu kultur.
Perbedaan dalam kultural dideskripsikan
dengan dua istilah:
1.Individualisme adalah seperangkat
nilai yang mengutamakan tujuan personal di atas tujuan kelompok.
2. Kolektivisme adalah seperangkat
nilai yang mendukung kelompok.
Tujuan personal digunakan untuk menjaga
integritas kelompok,interdependesi anggota kelompok,dan keharmonisan hubungan.
Etnis
Etnisitas(etnicity) adalah pola umum
karakteristik seperti warisan kultural,nasionalitas,ras,agama,dan bahasa.
PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL
Pendidikan Multikultural adalah
pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perpektif dari
berbagai kelompok kultural.
Tujuan penting diadakannya pendidikan
multikultural ini adalah pemerataan kesempatan bagi semua murid.Contohnya
memperkecil adanya gap dalam prestasi akademik antara murid kelompok utama dan
kelompok minoritas.
Pendidikan multikultural mencakup
isu-isu yang berkaitan dengan status sosioekonomi,etnisitas,dan gender. Karena
keadilan sosial adalah salah satu nilai dasar dari bidang ini,maka reduksi
prasangka dan pedagogi ekuitas menjadi komponen utamanya.
Reduksi
prasangka adalah
aktivitas yang dapat diiplementasikan guru dikelas untuk mengeliminasi
pandangan negatif dan stereotip terhadap orang lain. Pedagogi Ekuitas adalah
modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi pembelajaran
yang tepat baik itu untuk anak laki-laki maupun perempuan untuk semua kelompok
etnis.
Memberdayakan
Murid
Pemberdayaan berarti memberi orang
kemampuan intelektual dan kemampuan memecahkan masalah agar berhasil dan
menciptakan dunia yang lebih adil.
Pengajaran
yang Relevan Secara Kultural adalah aspek penti ng dari pendidikan
multicultural. Pengajaran ini dimaksudkan untuk menjalin hubungn dengan latar
belakang kultural dari pengajar,
Pendidikan yang berpusat pada isu juga
merupakan aspek penting dari pendidikan multicultural. Murid diajari secara
sistematis untuk mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan
sosial. Pendidikan ini tak hanya mengklarifikasi nilai, tetapi juga mengkaji alternative
dan konsekuensi dari pandangan tertentu yang dianut murid.
Meningkatkan hubungan di antara anak dari kelompok
etnis yang berbeda-beda. Ada sejumlah stratregi dan program untuk meningkatkan
hubungan antar-anak dari kelompok etnis yang berbeda-beda.
Aronson mengembangkan konsep kelas jigsaw.
Murid dari berbagai latar belakang kultural yang berbeda diminta bekerja sama
untuk mengerjakan beberapa bagian yang berbeda dari suatu tugas untuk meraih
tujuan yang sama.Aronson memakai istilah jigsaw karena dia menganggap teknik
ini sama seperti menyuruh sekelompok anak untuk bekerja sama menempatkan
kepingan yang berbeda untuk melengkapi teka-tek permainan jigsaw.
Kontak personal dengan orang lain dari latar belakang
kultural yang berbeda. Kontak ini sendiri tidak selalu berhasil meningatkan
hubungan. Misalnya , memasukkan anak minoritas ke bis sekolah yang didominasi
kulit putih, atau sebaliknya , tidak selalu bisa mengurngi prasangka atau
memperbaiki hubungan antar-etnis.
Pengambilan Perspektif. Latihan dan
aktivitas yang membantu murid melihat perspektif orang lain murid-murid belajar
perilaku tertentu yang tepat dari dua kelompok kultural yang berbeda. Kemudian,
kedua kelompok itu berinteraksi satu sama lain sesuai dengan perilaku tersebut.
Hasilnya , mereka merasakan kegelisahan sekaligus pemahaman. Latihan ini di
desain untuk membantu murid memahami gegar budaya yang muncul akibat dari
berada setting kultural dimana orang berperilaku dengan cara yang berbeda
dengan yang biasa dilakukan murid.
Pemikiran Kritis dan Inteligensi Emosional. Murid yang
belajar berpikir secara mendalam dan kritis tentang relasi antar etnis
kemungkinan akan berkurang prasangkanya dan tak lagi menstereotipkan orang
lain. Murid yang berpikir dangkal sering kali lebih banyak berprasangka. Akan
tetapi, Jika murid belajar mengajukan pertanyaan, memikirkan dahulu isunya
ketimbang jawabannya, dan menunda dahulu penilaian sampai informasi yang
lengkap sudah tersedia, maka prasangkanya akan berkurang. Inteligensi emosional
bermanfaat bagi hubungan antar-etnis. Keerdasan emosional berarti punya
kesadaran diri tentang emosi, mengelola emosi , membaca emosi dan menangani
hubungan.
GENDER
Gender adalah dimensi sosiokultural dan
psikologis dari pria dan wanita. Istilah gender dibedakan dari istilah jenis
kelamin(seks). Seks berhubungan dengan dimensi biologis dari pria dan wanita.Peran
gender adalah ekspektasi sosial yang merumuskan bagaimana pria dan wanita
harus berpikir,merasa dan berbuat.
Pandangan Terhadap Perkembangan Gender. Ada beragam cara
untuk memandang perkembangan gender.
1. Pandangan
Bilogis.
Pasangan kromosom ke 23 dalam diri manusia (kromosom
jenis kelamin) merupakan penentu apakah fetus(janin) itu akan menjadi
wanita(xx) atau pria(xy). Tak ada yang menyangksl adanya perbedaan genetik,
biokimia dan anatomi antar jenis kelamin. Bahkan pakar gender yang
mengsnutbpandangsn environmental juga mengakui bahwa gadis dan jejaka
diperlukan secara berbeda karena perbedaan fisik dsn peran mereka dalam proses
reproduksi.
2. Pandangan
sosialisasi
Baik itu teori psikoanalitik maupun kognitif sosial
mendeskripsian pengalaman sosial yang memengaruhi perkembangan gender anak.
Teori psikoanalitik gender berasal
dari Sigmund freud bahwa anak anak prasekolah mengembangkan ketertarikan seksual
kepada orang tuanya yang berjenis kelamin berbeda dengan dirinya.
Teori kognitif sosial gender merupakan
teori yang menkankan bahwa perkembangan gender anak terjadi melalui pengamatan
dan peniruan perilaku gender dan melalui penguatan dan hukuman terhadap
perilaku gender.
3. Pandangan
Kognitif
Teori perkembangan kognitif gender adalah teori
Kohlberg yang menyatakan bahwa anak mengadopsi suatu gender setelah mereka
mengembangkan konsep gender
Teori Skema gender adalah teori bahwa perhatian dan perilaku
individu dituntun oleh motivsdi internal untuk menyesuaikan diri dengan standar
sosiokultural berbasis gender dan stereotip gender
STEREOTIP , KESAMAAN DAN PERBEDAAN GENDER
Stereotip
Gender adalah kategori luas yang merefleksikan kesan dan keyakinan tentang apa
perilaku yang tepat untuk pria dan wanita.Misalnya , kategori “Maskulin” dan
“feminine”. Perilaku yang berbeda dapat dikaitkan pada masing-masing kategori
seperti berkelahi dan memelihara jenggot untuk maskulin dan main boneka dan
mengenakan lipstick untuk feminine.
Sexisme adalah prasangka dan diskriminasi terhadap individu
karena jenis kelamin seseorang.
Sumber : Santrock, Jhon W.2004.Psikologi Pendidikan Edisi Ketiga.Jakarta:Prenadamedia Group.
0 komentar:
Posting Komentar