Resume2
Motivasi,Pengajaran,dan Pembelajaran
Motivasi
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan
kegigihan perilaku. Perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh
energi, terarah, dan bertahan lama.
Sedangkan pengertian dari motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di
dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan
diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan
kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42)
A. Perspektif tentang motivasi
Perspektif psikologis menjelaskan
motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula. Di
bawah ini di bahas tentang 4 perspektif yaitu behavioral, humanistis,
kognitif,sosial.
a.
Perspektif Humanistik
Perspektif humanistik menitik beratkan
pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih tujuan mereka. Perspektif ini
berhubungan erat dengan pandangan
Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
b. Perspektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran
murid akan mengarahkan motivasi mereka. Minat ini berfokus pada ide-ide
motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi
tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalaan, terutama persepsi bahwa usaha
adalah faktor penting dalam prestasi), dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat
mengontrol lingkungan mereka secara efektif.
c. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau
keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman,
yaitu kebuthuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam
pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan afiliasi murid
tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan
dekat,keterikatan mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan
positif dengan guru.
d. Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral
menitik beratkan pada reward dan punishment eksternal sebagai kunci dalam
menentukan motivasi seseorang. Insentif adalah peristtiwa atau
stimuli positif atau negatif yang dapat memeotivasi perilaku seseorang.
Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat
atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang
baik dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat.
B. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
Ada beberapa faktoryang mempengaruhi proses dan hasil belajar (Ahmadi,
2005), yaitu:
a. Faktor
raw input (faktor siswa itu sendiri) dimana tiap anak memiliki kondisi
yang berbeda-beda dalam kondisi sosiologis dan kondisi psikologis.
b. Faktor
environmental input (faktor lingkungan) baik lingkungan alami maupun
lingkungan sosial.
c. Faktor
instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari kurikulum,
program/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas serta tenaga pengajar
(guru).
Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar
yakni berfungsi menimbulkan, mendasari, dan menggerakan perbuatan belajar.
Motivasi belajar bisa menurun akibat ambisi orang tua atau sistem peringkat di
sekolah. Motivasi menggerakan individu,mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang
dirasa paling berguna bagi kehidupan idividu.
C. MOTIVASI BERPRESTASI
Motivasi merupakan suatu istilah
yang menunjukkan pada kekuatan tarikan dan dorongan, yang akan menghasilkan kegigihan perilaku yang diarahkan untuk
mencapai tujuan. Motivasi dan motif sering dipakai dengan pengertian yang sama(Morgan,
dalam Sukadji 1993). Menurut Santrock (2007) motivasi adalah proses yang
memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku.
McClelland (dalam Djiwandono,
2002) mengemukakan bahwa manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya
sering sekali dipengaruhi oleh berbagai motif.Motif tersebut berkaitan dengan
keberadaan dirinya sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial yang berhubungan
dengan lingkungannya. Motif yang dikemukakan oleh McClelland salah satunya
yaitu motivasi untuk berprestasi.
Motif untuk berprestasi
(achievement motive) adalah motif yang mendorong seseorang untuk mencapai
keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence), baik berasal dari standar
prestasinya sendiri(autonomous standars) diwaktu lalu ataupun prestasi orang
lain (social comparison standard).
Berdasarkan uraian diatas motivasi berprestasi yang digunakan dalam
penelitian ini dapat diartikan sebagai motif yang mendorong siswa untuk
mencapai keberhasilan dalam bersaing di bidang akademis dengan suatu ukuran keunggulan (standard
of excellence).
Jika disekolah motivasi berprestasi adalah dorongan
pada diri seseorang baik itu dari dalam ataupun dari luar untuk melakukan aktivitas berupa belajar dan aktivitas
lainnya dengan semaksimal mungkin dan bersaing berdasarkan standar keunggulan
agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji atau predikat unggul.
D. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Untuk memperoleh hasil
belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Berikut ini
dikemukakan beberapa petunjuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
a. Memperjelas Tujuan yang Ingin Dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa.Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:29). Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulaihendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa.Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:29). Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulaihendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
b. Membangkitkan Minat
Siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yanglogis untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365). Pengaitan pembelajarandengan minat siswa adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Anni, dkk., 2006:186).
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yanglogis untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365). Pengaitan pembelajarandengan minat siswa adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Anni, dkk., 2006:186).
c. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan Dalam
Belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
d. Mengguanakan
Variasi Metode Penyajian yang Menarik
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa- siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin, 2009:174). Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan membangitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnyasiswa akan termotivasi dalam pembelajaran. Motivasi instrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dan juga penggunaan variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk membangkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film, mengundang pembicaratamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran, belajar melalui radio, karya wisata, dan lainnya.
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa- siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin, 2009:174). Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan membangitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnyasiswa akan termotivasi dalam pembelajaran. Motivasi instrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dan juga penggunaan variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk membangkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film, mengundang pembicaratamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran, belajar melalui radio, karya wisata, dan lainnya.
e. Berilah Pujian yang Wajar Setiap
Keberhasilan Siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah dan Zain, 2006:152).
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah dan Zain, 2006:152).
f. Berikan Penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31). Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31). Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
g. Berilah Komentar Terhadap Hasil
Pekerjaan Siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21). Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung terus menerus. Sebaliknya pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahkan menimbulkan efek psikologis yang lebih buruk.
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21). Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung terus menerus. Sebaliknya pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahkan menimbulkan efek psikologis yang lebih buruk.
h. Ciptakan Persaingan dan Kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu.
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu.
Orientasi
Kerja. Pandangan
personal yang lebih menitikberatkan pada kinerja/hasil ketimbang proses nya;
bagi murid berorientasi kinerja, kemenangan atau keberhasilan adalah penting
dan kebahagiaan dianggap sebagai hasil dari kemenangan.
Self-effiacy. Keyaninan bahwa seseorang bisa
menguasai situasi dan memproduksi hasil yang positif.
Sumber : Santrock, Jhon W.2004.Psikologi Pendidikan Edisi Ketiga.Jakarta:Prenadamedia Group.
0 komentar:
Posting Komentar