Selasa, 20 Juni 2017

Resume 4 (setelah uts) Menajemen Kelas

Pengelolaan kelas adalah kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar yang efektif di dalam kelas. Belajar yang efektif dilihat dari 3 aspek berikut:

  1. Aspek kognitif: ada perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu 
  2. Aspek afektif: ada perubahan dari yang tidak suka menjadi suka
  3. Aspek psiko-motorik: ada perubahan perilaku, seperti yang tidak memiliki ketrampilan menjadi memiliki ketrampilan
Fungsi Manajemen Kelas:

  • Membuat kelas sebagai tempat belajar
  • Menciptakan proses belajar efektif di dalam kelas
  • Menciptakan suasana kelas yang kondusif
  • Berusaha agar siswa benar-benar aktif belajar
  • Mengupayakan suasana-suasana yang membantu proses belajar yang efektif dan efisien
Tujuan Manajemen Kelas: 
  • Mewujudkan situasi dan kondisi kelas sehingga memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin
  • Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar dan mengajar yang efektif
  • Menyediakan dan mengatur fasilitas yang mendukung siswa agar bisa belajar efektif
  • Membina dan membimbing sesuai latar belakang sosial, budaya, ekonomi dan budaya

Kunci dalam Manajemen Kelas:
  • Menyampaikan aturan dan prosedur yang digunakan guru dan mengajak siswa untuk bekerjasama agar mematuhinya
  • Mengajak siswa terlibat lebih aktif dalam proses belajar dan mengajar di kelas

Dampak Manajemen Kelas kepada Siswa:
  • Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung jawab dan sadar akan pengontrolan atau regulasi dirinya
  • Membantu siswa menampilkan tingkah laku sesuai tata tertib kelas dan merasakan teguran guru sebagai sebuah peringatan bukan suatu kemarahan
  • Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas dan aktivitas kelas

Dampak Manajemen Kelas kepada Guru:
  • Mengembangkan pengertian dan ketrampilan dalam penyajian pembelajaran
  • Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa

Strategi dalam Manajemen Kelas:
  • Mendesain lingkungan fisik kelas untuk pembelajaran yang optimal
  • Menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran 
  • Membangun dan menegakkan aturan
  • Mengajak murid untuk bekerja sama
  • Mengatasi masalah secara efektif
  • Menggunakan strategi komunikasi
Tujuan dan Strategi Manajemen:
- Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorentasikan pada tujuan
- Manajemen kelas yang efektif akan membantu anda memaksimalkan waktu pengajaran anda dan waktu belajar murid anda
- Mencegah Murid mengalami problem akademik dan emosional
- Kelas yang dikelola dengan baik akan memberikan aktivitas dimana murid menjadi terserap kedalamnya dan termotivasi untuk belajar dan memahami aturan dan regulasi yang harus dipatuhi dalam kelas seperti itu, murid kecil kemungkinannya mengalami masalah emosional dan akademik
Penataan Kelas


Prinsip Penataan Kelas:
  • Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang
  • Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua murid
  • Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
  • Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas
Gaya Penataan Kelas:
  1. Gaya auditorium: Gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru
  2. Gaya tatap muka: Gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap
  3. Gaya off-set: Gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung sama lain 
  4. Gaya seminar: Gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U
  5. Gaya klaster: Gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil
Strategi untuk Menjadi Komunikator yang Baik:
  • Menggunakan tata bahasa dengan benar
  • Memilih kosakata yang mudah dipahami dan sesuai dengan level murid
  • Menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan murid dalam memahami perkataan kita
  • Berbicara dengan tempo yang tepat 
  • Tidak menyampaikan hal-hal yang kabur
  • Menggunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar berbicara secara jelas di kelas
Cara Menangani Konflik:
  1. Gaya agresif : Salah satu gaya dalam menangani konflik di mana orang cenderung “galak” kepada orang lain dan bersikap menuntut, kasar, dan bermusuhan
  2. Gaya manipulatif : Salah satu gaya dalam menangani konflik di mana orang berusaha untuk mendapatkan keinginannya dengan cara membuat orang lain merasa bersalah atau kasihan kepadanya
  3. Gaya pasif : Salah satu gaya dalam menangani konflik di mana orang bersikap non-asertif dan pasrah dan tidak mau memberi tahu orang lain tentang apa yang mereka inginkan
  4. Gaya asertif : Salah satu cara menangani konflik di mana orang mengekspresikan perasaan mereka, meminta apa yang mereka inginkan, mengatakan tidak pada apa-apa yang tidak mereka inginkan, dan bertindak demi kepentingan terbaik mereka. 
Dari empat gaya dalam menghadapi konflik, bersikap asertif adalah pilihan yang terbaik.

 Aplikasi manajemen kelas berbeda di setiap tingkatan pendidikan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi serta situasi yang ada.

Sabtu, 03 Juni 2017

Resume 3 (Setelah UTS) Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam hidupnya,agar dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya dan mencapai perkembangan tahap potensial nya yang lebih maksimal.
Konseling merupakan suatu proses dimana konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan,rencana, dan penyesuain yang perlu dibuat.  Dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu. Atau dengan kata lain, konselor membantu klien dalam pemecahan masalah agar mampu mengembangkan diri.
Bimbingan dan Konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Bagaimana manusia di dalam kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.
   Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
Fungsi Bimbingan dan Konseling adalah:
  Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex)
  Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
  Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
  Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
  Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
  Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
  Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
  Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
  Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konsel

Asas Bimbingan dan Konseling :
Rahasia                        Harmonis
Sukarela                      Ahli (menggunakan kaidah profesional)
Terbuka                       Ahli tangani kasus
Kegiatan                      Tut Wuri Handayani (mengayomi)
Mandiri
Kini
Dinamis
Terpadu

Resume 2(setelah UTS) Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah

 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI SEKOLAH

A. Psikologi pendidikan

Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.Psikologi pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari teori-teori dala psikologi pendidikan.
Tujuan Psikologi pendidikan:
Untuk membantu peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan.
Contoh teorinya : Perkembangan - Proses belajar - Fungsi kognitif (Piaget).

Kontribusi Psikologi Pendidikan bagi Pendidikan:
1.Pengembangan Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat program yang direncanakan dan dilaksanakan baik di dalam maupun diluar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Aspek pengembangan kurikulum:
  • Karakteristik peserta didik
  • Kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks
  • Hasil belajar (learning outcomes)
  • Standarisasi kemampuan siswa
2.Pengembangan Program Pendidikan 
(Penyusunan jadwal pelajaran, jadwal ujian yang melibatkan aspek psikololgis)

3.Sistem Pembelajaran 
4.Sistem Evaluasi

 
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Ruang lingkup (scope) psikologi pendidikan, biasanya membahas selain proses belajar juga membahas tentang perkembangan, hereditas dan lingkungan, kesehatan mental, evaluasi belajar dan sebagainya. Sedangkan buku yang lingkupnya lebih sempit biasanya berkisar pada soal proses belajar mengajar saja. Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh maksud penulis dalam menulis buku itu. Ada yang bermaksud hanya memberikan pengantar saja, sehingga pembahasanya mengenai lingkup itu cukup luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada yang lingkup pembahasannya tidak luas, yaitu berkisar pada proses beljar, akan tetapi pembahasannya cukup mendalam. Jadi, beleh dikatakan bahwa tidak ada dua buku psikologi pendidikan yang menunjukkan ruang lingkup materi yang sama benar. Walaupun demikian, pada dasarnya psikologi pendidikan membahas hal-hal sebagai berikut

a)      Hereditas dan Lingkungan

b)       Pertumbuhan dan Perkembangan

c)      Potensial dan Karakteristik Tingkah laku

d)     Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Individu yang Bersifat Personal dan Sosial

e)      Higiene Mental dan Pendidikan dan

f)       Evaluasi Hasil Pendidikan


B.Psikologi Sekolah

Psikologi sekolah merupakan ilmu terapan dari psikologi pendidikan yang hanya berfokus pada sekolah dan bidang – bidangnya di sekolah, terutama terhadap murid. Psikologi sekolah juga berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk membentuk pola pikir anak.
Fungsi Psikolog Sekolah dan Perlunya Psikolog Sekolah
Psikolog Sekolah berfungsi dalam hal diagnostik di sekolah yaitu
·         Pelaksanaan tes
·     Melakukan wawancara dengan siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa
·         Observasi siswa di dalam kelas, tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya
·         Mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa.
Selain memiliki fungsi, Psikolog sekolah juga mempunyai peran penting dalam menumbuh kembangkan dan memberikan rasa nyaman terhadap semua warganya , baik siswa , guru , karyawan , Tata Usaha , atau tamu serta para orang tua murid.

Tingkat I (psikodiagnostik); meliputi pelayanan tes kecerdasan, kemudian pemberian laporan tertulis yang memberi gambaran kelemahan dan kekuatan yang terungkap oleh tes tersebut.

Tingkat II (klinis dan konseling); perhatian psikolog sekolah terhadap anak didik bersifat menyeluruh, yang mana membantu pihak sekolah dalam menyelesaikan berbagai masalah kesmen yang dihadapi anak. Pada tingkat ini peran psikolog erat dengan masalah kelompok dalam kelas dan masalah yang berkaitan dengan kelas.

Tingkat III (indusrti dan organisasi); dalam hal ini psikolog ikut terlibat dalm tindakan yang menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, dalam pengembangan dan evaluasi program serta pelayanan sekolah,dapat berupa; supervisi, pendidikan, konsulatan bagi kariawan edukatif maupun nonedukatif (membantu malakukan seleksi, penempatan, serta urusan-urusan personalia lain), dan bekarja sama dengan ahli-ahli lain dalam masyarakat.