Jumat, 07 April 2017

Motivasi,Pengajaran,dan Pembelajaran

Resume2

Motivasi,Pengajaran,dan Pembelajaran


Motivasi

Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.

Sedangkan pengertian dari motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42)

A.     Perspektif tentang motivasi
Perspektif psikologis  menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula. Di bawah ini di bahas tentang 4 perspektif yaitu behavioral, humanistis, kognitif,sosial.
 a.     Perspektif Humanistik
Perspektif humanistik menitik beratkan pada kapasitas murid untuk mengembangkan         kepribadian, kebebasan untuk memilih tujuan mereka. Perspektif ini berhubungan erat    dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
b.      Perspektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan mengarahkan motivasi mereka. Minat ini berfokus pada ide-ide motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalaan, terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi), dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif.

c.       Perspektif Sosial
            Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, yaitu kebuthuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat,keterikatan mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
d.      Perspektif Behavioral
            Perspektif behavioral menitik beratkan pada reward dan punishment eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi seseorang. Insentif adalah peristtiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memeotivasi perilaku seseorang. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang baik dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat.




B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
Ada beberapa faktoryang mempengaruhi proses dan hasil belajar (Ahmadi, 2005), yaitu:
      a. Faktor raw input (faktor siswa itu sendiri) dimana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi sosiologis dan kondisi psikologis.
      b.   Faktor environmental input (faktor lingkungan) baik lingkungan alami maupun lingkungan sosial.
      c.  Faktor instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari kurikulum,   
program/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas serta tenaga pengajar (guru).
          Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi menimbulkan, mendasari, dan menggerakan perbuatan belajar. Motivasi belajar bisa menurun akibat ambisi orang tua atau sistem peringkat di sekolah. Motivasi menggerakan individu,mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan idividu.

C.    MOTIVASI BERPRESTASI
   Motivasi merupakan suatu istilah yang menunjukkan pada kekuatan tarikan dan dorongan, yang akan menghasilkan kegigihan perilaku yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Motivasi dan motif sering dipakai dengan pengertian yang sama(Morgan, dalam Sukadji 1993). Menurut Santrock (2007) motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku.
    McClelland (dalam Djiwandono, 2002) mengemukakan bahwa manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya sering sekali dipengaruhi oleh berbagai motif.Motif tersebut berkaitan dengan keberadaan dirinya sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial yang berhubungan dengan lingkungannya. Motif yang dikemukakan oleh McClelland salah satunya yaitu motivasi untuk berprestasi.
   Motif untuk berprestasi (achievement motive) adalah motif yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence), baik berasal dari standar prestasinya sendiri(autonomous standars) diwaktu lalu ataupun prestasi orang lain (social comparison standard).
Berdasarkan uraian diatas motivasi berprestasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai motif yang mendorong siswa untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing di bidang akademis dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence).
Jika disekolah  motivasi berprestasi adalah dorongan pada  diri seseorang baik itu dari dalam ataupun dari luar untuk melakukan aktivitas berupa belajar dan aktivitas lainnya dengan semaksimal mungkin dan bersaing berdasarkan standar keunggulan agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji atau predikat unggul.
D.     UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam        belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk    memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi        belajar siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa petunjuk untuk meningkatkan            motivasi belajar siswa.
a. Memperjelas Tujuan yang Ingin Dicapai 
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa.Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:29). Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulaihendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
b. Membangkitkan Minat Siswa 
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yanglogis untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365). Pengaitan pembelajarandengan minat siswa adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa
          pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan  motivasi instrinsik siswa untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Anni, dkk., 2006:186).

c. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan Dalam Belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang  menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
d. Mengguanakan Variasi Metode Penyajian yang Menarik 
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-
    siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk  belajar (Yamin, 2009:174). Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan membangitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnyasiswa akan termotivasi dalam pembelajaran. Motivasi instrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dan juga penggunaan variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk membangkitkan minat          belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film, mengundang pembicaratamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran, belajar melalui radio, karya wisata, dan lainnya.
e. Berilah Pujian yang Wajar Setiap Keberhasilan Siswa 
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah dan Zain, 2006:152).
f. Berikan Penilaian 
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31).
          Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para             siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
g. Berilah Komentar Terhadap Hasil Pekerjaan Siswa 
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan
   komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21). Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung terus menerus. Sebaliknya pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahkan menimbulkan efek psikologis yang lebih buruk.
h. Ciptakan Persaingan dan Kerjasama 
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
bersaing baik antar kelompok maupun antar individu.
Orientasi Kerja. Pandangan personal yang lebih menitikberatkan pada kinerja/hasil ketimbang proses nya; bagi murid berorientasi kinerja, kemenangan atau keberhasilan adalah penting dan kebahagiaan dianggap sebagai hasil dari kemenangan.

Self­-effiacy. Keyaninan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan memproduksi hasil yang positif.























Sumber : Santrock, Jhon W.2004.Psikologi Pendidikan Edisi Ketiga.Jakarta:Prenadamedia Group.

0 komentar:

Posting Komentar